Rabu, 04 Mei 2011

Budidaya Jagung Manis





BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS
( Laporan Lapangan Dasar  Dasar Budidaya Tanaman )

Oleh :
Fernando Iskandar Damanik



JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2010




I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang



II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum tanaman jagung manis (Zea mays) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili :Poaceae
Genus :Zea
Spesies : Zea may
(Sulsel.litbang,2008)
Jagung manis adalah suatu forma jagung adalah sayuran yang penting dan popular, khususnya di Amerika Serikat. Di Negara ini setiap tahun lahan seluas 250.000 ha di Tanami jagung manis. Amerika utara memang mendominasi produksi jagung manis dunia. Kepopuleran jagung manis meningkat dengan pesat dan di Negara Eropa dan Asia khususnya Jepang dan Cina. Produksinya cenderung terus menerus meningkat. Secara keseluruhan, jagung adalah bahan pangan bijian yang sangat penting bagi manusia dan ternak dan memiliki banyak kegunaan sebagai pangan dan non pangan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kandungan nutrisi jagung manis sangat mudah rusak, segera setelah dipetik, zat gulanya berangsur-angsur berubah menjadi zat tepung. Cairan yang menyerupai susu dan manis didalam biji sedikit demi sedikit akan meleleh dan menjadi seperti bubur. Perubahan itu akan mengakibatkan jagung manis yang mula-mula terasa manis lambat laun akan menjadi hambar (Sumoprastowo, 2000).
Syarat Tumbuh
Jagung manis beradaptasi cukup baik terhadap iklim bebas bunga es, dan di tanam hingga lintang sejauh 50 C’ dari khatulistiwa. Namun, jagung manis tidak beradaptasi baik pada kondisi tropika basah. Hari panas dan suhu malam yang tinggi meningkatkan pertumbuhan secara keseluruhan dan suhu malam yang tinggi meningkatkanpertumbuhan secara keseluruhqan walaupun suhu panas adalah ideal untuk pertumbuhan vegetatif dan tongkol suhu sedang adalah optimum unutk akumulasi karbohidrat. Jagung cocok ntuk daerah yang beriklim selalu basah. Curah hujan selama pertumbuhannya jangan sampai dibawah 200mm / bulan. Curah hujan yang paling baik adalah diantara 450 – 600 mm dengan suhu udara panas antara waktu- waktu hujan (Sulsel, 2008)
Jagung manis tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih di ssukai karena mampu menaha lengas yang tinggi. Tanaman ini peka terhadap tah masam dan tumbuhb baik pada kisaran pH antara 6,0 – 6,8 dan agak toleran terhadap- kondisi basa. Hampir selalu di tanamn dengan kedalaman 3-5 cm. Jarak tanam rata-rata jagung manis umumnya 20-25 cm dalam barisan dan 70- 90 cm antar barisan (Sumoprastow0, 2000).
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang, antara pelepah daun dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung berbentuk halter yang khas, di miliki famili Poaceae. Setiap stroma di kelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi deposit air pada sel-sel daun (Sutherland, 1996).
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa ukuran akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menjaga tegaknya tanaman (Erwin dan Mortensen, 1970).
Batang jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti pada padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbbentuk rosset. Batang beruas-ruas, ruas terbubgkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak benyak mengandung lignin (Rubatzky dan yamaguchi, 1998).
Jagung memiliki bungan jantan da bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku bunga Poaceae , yang disebut floret. Pada jagung dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (Tunggal; gluma). Bunga jantan tumbuh dibagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (ruflorescence). Serbuk sari bewarna kuning da beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari diantara batang dan pelepah daun. Pada umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif dan di sebut sebagai varietas porolifik.Bunga jantan cenderrung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini dari pada bunga betinanya (Protandri). Bunga betina jagung berupa tongkol yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan rambut-rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putih (Rubatzky dan yamaguchi, 1998).
Biji jagung mengandung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandumngan karbohidrat dapat mencapai 80 % seluruh bahan kuning biji. Karbohidrat dalam bentuk pati pada umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung, ketan sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan giji tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis tidak mampu memproduksi pati sehingga bijinya terasa manios ketika masih muda (Rubatzky dan yamaguchi, 1998).

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat
Lokasi yang digunakan dalam praktikum ini yaitu di kebun praktikum (komplek Perumahan Dosen UNILA) yang berada di belakang Masjid Al-Wasi’i. Waktu pelaksaan praktikum yaitu hari Jum’at pukul 13.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan selama praktikum adalah timbangan, mistar kayu, meteran gulung, cangkul, arit, koret, gembor. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih kacang panjang varietas patriot, pupuk NPK, pestisida dan tali rafia.
3.3 Pelaksanaan Praktikum
Praktikum dimulai pada tanggal 22 Februari 2010 diawali dengan mengolah tanah sebanyak dua kali dengan menggunakan cangkul dengan ukuran lahan setiap kelompok 2 x 2 m (tergantung lahan yang tersedia. Jarak antara kelompok 30-50 cm sebagai pembatas antar kelompok. Setelah lahan siap untuk ditanami maka dilakukan penanaman benih dengan jarak tanam 25 x 40 cm dan masing-masing lubang dimasukan dua buah benih kacang panjang disertai puradan.


HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanggal tanam : 30 Agustus 2008
Nama komoditi : Jagung (Zea mays )
Jumlah benih yang tumbuh : 12
Jumlah benih seluruhnya : 28
% benih yang tumbuh = Jlh benih yang tumbuh x 100 %
Jlh benih seluruhnya
= 12 100%
28
= 42,85 %


Tanggal tanam : 6 September 2008
Nama komoditi : Kacang hijau ( Phaseolus radiatus)
Jumlah benih yang tumbuh : 40
Jumlah benih seluruhnya : 40
% benih yang tumbuh = Jumlah yang tumbuh x 100%
Jumlah yang di tanam
= 40 x 100%
40
= 100 %


Pembahasan

Seperti yang kita ketahui kacang hijau merupakan suatu tanaman yang tidak asing lagi bagi dunia pertanian. Didalam kehidupan sehari –hari kacang hijau dapat di gunakan sebagai asyur (tauge), bubur dan bahkan juga sebagai gorengan. Kacang hijau mengandung sumber vitamin C yang tinggi sehingga sangat penting bagi tubuh. Hal ini sesuai dengan literatur Suthreland, 1996 yang menyatakan bahw tauge merupakan sumber vitamin C yang baik.
Sesuai dari hasil percobaan dapat kita ketahui bahwa hasil produksi kacang hijau dan jagung dari sistem tumpang sari ini kurang maksimal. Hal ini dapat kita ketahui dari jumlah hasil panen jagung dan kacang hijau setelah di timbang. Hal ini menunjukkan bahwa sistem tumpang sari dalam dunia pertanian kurang bagus. Hal ini sesuai dengan literatur Tahir dan Hadmadi 1985 yang menyatakan bahwa sistem tumpang sari merupakan salah satu bentuk program intensifikasi petani pada daerah-daerah yang kurang efektif.
Sesuai dari hasil percobaan, tanaman jagung yang di tanam pada tanggal 30 Agustus 2008, jumlah benih yang tumbuh hanyalah 12 dari jumlah benih seluruhnya 28. Sementara % benih yang tumbuh hanyalah 42,85 %. Hal ini menunjukkan bahwa proses pertumbuhan tanaman jagung sempat kurang bagus, atau perawatannya kurang maksimal. Karna jika perawatan terhadap tanaman kurang maksimal, tanaman tersebut juga bahkan bisa menjadi mati. Hal ini sesuai dengan literatur yang dinyatakan oleh Sutherland, 1996 yang menyatakan bahwa jika tanaman kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap memerlukan pengairan terutama pada periode kritis pada waktu perkecambahan, menjelang berbungan dan pembentukan polong. Namun bila tanaman kurang pengairan tanaman dapat mati.
Sesuai dari hasil percobaan tanaman kacang h yang di tanam pada tanggal 6 September 2008 jumlah benih yang tumbuh adalah 40 dari jumlah benih seluruhnya 40. Sementara % benih yang tumbuh adalah 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman jagung dapat tumbuh semua karna menggunakan bibit unggul sehingga tanaman dapat tumbuh 100 %. Penggunaan bibit unggul juga dapat mengendalikan OPT. Hal ini sesuai dengan literatur Sutherland, 1996 yang menyatakan bahwa pengendalian suatu OPT juga dapat dilakukan dengan menanam varietas yang tahan penyakit atau dengan menggunakan fungisida sehingga ia akan lebih positif dapat tumbuh.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.      Dari sidik ragam diketahui bahwa pupuk NPK tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman pada 5 MST berarti, Rataan tinggi tanam tertinggi terdapat pada perlakuan N3 yaitu 298 cm, dan terendah pada perlakuan N1 yaitu 229.
2.      Dari sidik ragam diketahui bahwa pupuk NPK tidak berbeda nyata terhadap produksi per sampel. Rataan produksi persampel adalah yang tertinggi terdapat pada perlakuan N2 yaitu 209 gr, sedangkan yang terendah yaitu161,33 gr.
3.      Dari sidik ragam diketahui bahwa pupuk NPK tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun pada 5 MST. Rataan jumlah daun yang tertinggi terdapat pada perlakuan N3, yaitu 13,66 dan terendah pada perlakuan N1 yaitu 12 helai.
4.      Dari sidik ragam NPK tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman dan jumlah jagung manis.
5.      Dari tabel sidik ragam NPK berpengaruh nyata pada produksi jagung.
6.      Dari tabel sidik ragam NPK berpengaruh nyata pada jumlah daun  bayam, berat produksi persampel dan produksi perplot dan berat 100 biji kacang hijau dan sedangkan NPK tidak berpengaruh nyata pada tinggi tanaman.


Saran

Sebaiknya praktikan dapat mengerjakan laporan ini dengan baik dan benar serta tepat waktu. Dan diharapkan juga kepada seluruh praktikan untuk lebih rajin dan rutin dalam pemeliharaan jagung dan bayam agar tanaman tersebut dapat tumbuh dan berproduksi lebih maksimal.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar